JAGALAH HATIMU SELALU
"Tiada Buddha tiada Mara, tiada baik tiada buruk, tiada bersih tiada
kotor, tiada harum tiada bau. Kau maju Aku mundur, kau naik Aku turun, kau
kekiri Aku kekanan, kau ketengah maka Aku akan ke tengah, kau kepusat maka Aku
akan kepusat. Aku adalah Buddha, kamu adalah Buddha, hatimu adalah Buddha.
Terpengaruh pada apa yang kau lihat, dengar, rasa, pikir itu adalah
kemelekatan. Kau yakin maka Aku ada, kau tidak yakin maka Aku tidak ada. Kau
ingin melihat maka Aku akan pergi, Kau tidak ingin melihat maka Aku akan
datang.
Segala sesuatu yang kau lihat disekitarmu adalah kebodohan batin,
keserakahan dan irihati (loba, dosa, moha) manusia. Kau tidak suka mereka itu
melekat, kau marah pada mereka itu melekat, kau sedih karena mereka itu
melekat.
Segala yang muncul ada sebabnya, sadarilah bahwa pada waktunya segala yang
muncul akan hilang dan lenyap, segalanya kosong, berubah dan tidak kekal
(sunya, anicca, anitya).
Kosong adalah kosong, isi adalah isi, kosong adalah isi, isi adalah kosong.
Tergantung bagaimana kau nilai dengan hatimu.
Hati menetralkan, hati
memurnikan, hati membawamu kearah yang benar.
Jagalah hatimu selalu".
23 Juli 2015
Triloka adalah tiga alam
kehidupan, yaitu:
1. Kamaloka (alam nafsu)
yang terdiri dari 4 alam tidak menyenangkan (alam neraka, alam binatang, alam
setan dan alam asura) dan 7 alam menyenangkan (alam manusia, alam dewa dan 5
alam surga),
2. Rupaloka (alam
berwujud) mereka yang terlahir disini telah bisa melatih meditasi jhana 1
sampai jhana 4, dan
3. Arupaloka (tidak
berwujud) yang terlahir disini telah bisa melatih meditasi melewati jhana 4,
kesadaran tidak terbatas, kekosongan.
Seseorang pembina diri
secara Tantra yang benar akan setahap demi setahap terbuka cakra-cakra dalam dirinya
secara alami dan tiada paksaan sampai kemudian tercerahkan.
Seseorang yang
tercerahkan segala kesaktian akan muncul dengan sendirinya secara alami dan
tidak melekat dengan kesaktian tersebut.
Seseorang tercerahkan
menganggap kesaktian adalah ilusi dan melatih kekosongan serta memandang dharma
itu sendiri adalah kosong adanya.
Seseorang yang
tercerahkan akan terlepas dari Triloka.
Ksitigarbha
Bodhisattva bersabda: "Seseorang
yang Tercerahkan senantiasa menjalani hidupnya dengan baik, melatih dirinya
sesuai ajaran para Buddha, menyamakan misinya dengan misi Ksitigarbha
Bodhisattva melalui Sumpah Bodhi/Ikrar dan melakukan praktek nyata sumpahnya
dengan tulus tanpa pamrih dalam kehidupan ini, maka pada waktunya Ksitigarbha
Bodhisattva dan Alam Semesta akan berkenan menyatu dengannya menjadi tiada
perbedaan antara Ksitigarbha Bodhisattva dengan dirinya, sehingga seseorang
tersebut mendapat pencapaian tertinggi yaitu bisa menembus dan terlepas dari
Triloka".
PENERANGAN JALAN HIDUP
Penerangan jalan hidup
ada 2 hal, yaitu:
1. Penerangan jalan hidup di dunia.
2. Penerangan jalan hidup di akhirat.
1. Penerangan jalan hidup di dunia.
2. Penerangan jalan hidup di akhirat.
Melalui pemasangan pelita, berdana minyak dan pemasangan lampion adalah mendapatkan penerangan jalan hidup kita di dunia ini. Karena dengan memasang pelita maka kita akan mendapatkan keberhasilan dalam dunia nyata seperti panjang usia, kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan usaha dll.
Sedangkan dengan melakukan pelimpahan jasa di saat hari ceng beng, cioko, upacara penyeberangan roh dan membaca sutra Ksitigarbha Bodhisattva (Ti Cang Cing) adalah mendapatkan penerangan jalan hidup setelah kita meninggalkan dunia ini.
Karena dengan melakukan pelimpahan jasa untuk para leluhur dan roh menderita kita akan mendapatkan keberhasilan yang tidak kelihatan oleh mata fisik namun besar manfaatnya, sebab dengan memberi mereka kebahagiaan, kita mendapat berkah perlindungan dari leluhur dan para roh lainnya bersahabat dengan kita dimanapun berada.
( Ksitigarbha Bodhisattva
)
6 Apr 2015
SETELAH LAHIR DI DUNIA, APAKAH TUJUAN HIDUP MANUSIA???
Setiap orang tentu
mengharapkan kebahagiaan, bahkan menginginkan kebahagiaan yang berlangsung lama
dan tidak putus-putusnya. Bagi orang
yang meyakini adanya kelahiran kembali, pasti selalu mengarahkan tujuan kesana,
serta giat berjuang memperolehnya.
Tetapi sayangnya kita
tidak mengunakan cara yang benar. Kita
selalu mengunakan cara duniawi untuk memperoleh kebahagiaan, dan akhirnya hanya
memperoleh kebahagiaan semu dan sementara.
Hanya dengan menyingkirkan
kilesa/keresahan batin, barulah dapat memperoleh kebahagiaan yang sebenarnya. Itulah sebabnya kita bertumimbal lahir
berulang-ulang karena pada waktu mencari kebahagiaan selalu menggunakan cara
yang keliru.
Oleh karena itu, didalam
kehidupan sekarang, lebih-lebih anda yang sudah memperoleh kehidupan sebagai manusia
yang sulit diperoleh, juga berusaha mengarahkan kepada cita-cita untuk memperoleh
kebahagiaan sejati, maka kita harus memakai cara yang bijaksana dan tepat untuk
membantu diri kita.
Pertama-tama harus
menyingkirkan KEMELEKATAN dan KESERAKAHAN, sehingga timbul kehendak untuk
membantu orang lain. Begitu niat dan
kehendak untuk membantu orang lain telah timbul, makna dari kehidupan akan
termanifestasi.
Dengan demikian harapan
untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi baru benar-benar berarti, sedangkan makna
kehidupan juga dapat dikatakan harmonis dan bermanfaat. Inilah tujuan terlahir sebagai manusia.*****
Pertanyaan seorang murid:
Bagaimana dengan faktor
waktu serta kesadaran setiap insan yang berbeda-beda Guru? Walau telah
mendengar tentang ajaran kebaikan/dharma masih seringkali tidak dapat mencerna,
memahami artinya bahkan terkadang salah menafsirkan. Sehingga bagi umat awam
Tujuan terlahir sebagai manusia menjadi beragam.***
Hanya mereka yang
tersadarkan yang bisa memahami hal ini dan mulai menata kehidupannya kearah
yang benar.***
2 Apr 2015
EMPAT PENYEBAB KEGAGALAN/KESALAHAN UTAMA DALAM BERLATIH TANTRAYANA:
Bila seorang sadhaka
hendak mulai menjalani pelatihan diri Tantrayana, sebaiknya tidak melakukan
empat kesalahan dibawah ini yang akan menghambat pelatihan Dharmanya, yaitu:
1. Kesalahan pertama adalah "Tidak Memiliki Keyakinan Penuh".
Jika kita tidak yakin
dengan Tantra, maka sebaiknya kita tidak berlatih Tantra sama sekali. Hanya
insan-insan yang memiliki keyakinan penuh yang sangat kuat yang dapat menembus
makna mendalam dari Mantera.
Adalah membuang-buang waktu belaka bila kita tidak
mempercayai kekuatan Mantera dari awalnya, karena keyakinan penuh yang sangat
kuat adalah kunci utama untuk membuka misteri Tantrayana.
2. Kesalahan kedua adalah "Bersikap dan Berpikir Ragu-ragu".
Bila kita tidak yakin,
maka kita tidak akan memiliki iman yang kuat, sehingga kita akan selalu
meragukan apakah kita bisa mencapai ke-Buddha-an dengan berlatih Tantra.
Keraguan tersebut akan membuat kita kehilangan tujuan sehingga latihan bhavana
kita akan sia-sia belaka.
3. Kesalahan ketiga adalah "Tidak Mengikuti Urutan Latihan".
Ini merupakan kesalahan
paling umum yang dibuat oleh banyak pelatih diri. Dengan mencoba melakukan
"lompat kelas", kita tidak akan bisa mendapatkan kontak batin yang
diperlukan. Mengapa? karena tidak memiliki kekuatan dasar batin yang memadai.
Analoginya adalah sebagai
berikut, sebagian sadhaka begitu bersemangat untuk mencoba belajar Dharma
kontak batin tingkat tinggi seperti Dharmapala Yoga atau Vajra Yoga tanpa
mempunyai pondasi yang kuat. Perbuatan itu sama seperti orang yang akan
membangun rumah dengan 3 tingkat tanpa pondasi lantai dasar yang kokoh.
Pahamilah bila kontak
batin tidak dapat dicapai dalam waktu yang sangat singkat, tetapi semuanya ada
urut-urutan latihan dan jodoh karma masa lampau yang mengikutinya. Bila kita
masih merasa kecewa karena dimarahi, maka kita pasti belum mencapai tahap awal
kontak batin yang diharapkan.
4. Kesalahan keempat adalah "Tidak Membuat
Sumpah Bodhi".
Tantrayana sebagai cabang
dari Mahayana, sangat menjunjung tinggi pembuatan Prasetya (Sumpah atau Ikrar).
Karena semua insan dianggap satu dan sama, adalah wajar bila kita sebaiknya
membuat Sumpah Bodhi. Tetapi, Tantrayana juga memaklumi bila banyak insan
manusia termasuk juga para sadhaka yang tidak mampu melakukan Sumpah Bodhi
karena masih belum bisa melepaskan sebagian besar kemelekatannya pada duniawi.
Apa alasan utama bagi
seorang sadhaka yang telah mencapai tingkat pencapaian tertentu harus membuat
Sumpah Bodhi? Supaya sadhaka tersebut mau menolong insan-insan lainnya secara
aktif dan simpati dengan tanpa membeda-bedakan segala sesuatunya, tidak melihat
perbedaan agama, kesenjangan ekonomi dan lain sebagainya. Latihan yang paling fundamental dalam
Tantrayana adalah mengorbankan dirinya sendiri bagi kepentingan insan lain,
apapun statusnya, apapun kelompoknya, apapun agamanya, apapun bentuk fisiknya,
apapun tingkat pemahamannya, apapun konsekuensi duniawinya dan lain-lainnya. Tanpa membuat Sumpah
Bodhi, tidak akan tercapai keberhasilan
rohani yang besar karena adanya dinding kemelekatan yang masih merintangi
kemajuan spiritual kita.*****
10 Mar 2015
Vajrayana/Tantrayana juga
dikenal sebagai "Yoga". Dalam bahasa Tionghoa "Yoga" berarti
"Kontak Batin"--memiliki satu kesatuan dengan kesadaran--kosmo yang
agung. Dari pandangan Tantrayana, kesatuan dengan dewata pribadi seseorang
dianggap satu kontak batin.
Pada hakekatnya, Buddha
dan saya adalah dua yang berbeda. Buddha Amitabha berbeda dengan saya. Namun
jika saya berlatih Vajrayana/Tantrayana, memperoleh satu kesatuan dengan Buddha
Amitabha, saya boleh dikatakan mencapai satu kontak rohani.
Sederhananya, manusia
adalah manusia dan Bodhisattva adalah Bodhisattva. Jika keduanya dapat bersatu,
ini namanya satu kontak batin. Maka dari itu tujuan dari pelatihan rohani
adalah dengan merubah diri kita menjadi Bodhisattva dan Buddha. Ini adalah
tujuan dari pelatihan Tantrayana.
Untuk mendapatkan satu
kontak rohani, kita perlu menaruh usaha yang banyak sekali, dan hal ini tak
dapat dicapai dalam satu atau dua hari! Untuk mendapatkan kontak batin yang cepat,
pemimpin-pemimpin yang dulu menganjurkan berikut ini untuk kita:
1. Melatih Dharma yang
benar dan sejati.
2. Sadhana harus
sempurna. Dengan kata lain, tanpa cacat. Ketika melaksanakan sadhana, kita
harus menghargai tingkatan dan upacaranya. Semua hal-hal penting mesti
dijalankan, dan tak boleh adanya penghapusan dalam bentuk apapun. Dengan
demikian upacaranya dapat dianggap sempurna.
3. Kondisi ketiga yaitu
tidak melanggar pelanggaran-pelanggaran. Guru Padmasambhava mengajarkan kita:
"Hormati Guru, junjung tinggi ajaran Guru dan bersadhana rajin."
Selain dari hal ini, kita harus memperhatikan dan melaksanakan aturan-aturan
Tantra yang agung dan lima-puluh bhakti
pada guru".
Dimana gagal, semua
kekuatan yang berasal dari Guru, dan dewata pribadi dan para pelindung Dharma
akan nihil, dan kontak batin tak akan teraih. Ini adalah satu kebenaran yang
sederhana saja.
Sebaliknya, jika kita
tidak melanggar satupun dari hal tersebut di atas, banyak dari para pelindung
Dharma dan para dewa naga mengikuti kita, melindungi kita disaat melatih
rohani. Semua dewa yang berhati baik - hubungan dewata pribadi kita,
pelindung-Nya akan menyertai kita selalu.
Ketika
pelindung-pelindung Dharma menyertai kita, kita tak takut akan Mara (roh jahat)
apapun, dan pelatihan rohani kita akan maju tanpa rintangan. Halangan-halangan
dan cobaan-cobaan akan berkurang selayaknya.
Lebih dari itu, kita harus memiliki ketulusan hati untuk berlindung,
untuk menerima abhiseka, untuk berlatih "Tantra", untuk melayani Guru
asal kita, dan menjunjung tinggi. ungkapan: "Hormati Guru, Junjung
Ajaran-Nya dan Berlatih dengan Rajin." Tanpa adanya rasa percaya yang
kuat, sadhana kita tak akan berbuah apapun.
Kita harus menghormati
Guru Asal kita sepenuhnya. Kita harus melaksanakannya sendiri dan tidak hanya
di bibir. Dalam berlatih (sadhana), rasa hormat terhadap Guru harus
menggabungkan tubuh, ucapan, dan pikiran, dan bukan cuma ucapan saja.
Kemudian kita harus
membuat "Sumpah-sumpah Bodhi", setelah meraih satu kontak batin. Apakah
"Sumpah Bodhi"? Sumpah-sumpah untuk membantu orang-orang lain.
Misalnya sumpah dari "Empat Tak-terbatas" yang mana terdiri dari:
1. Membuat orang lain
bahagia.
2. Membantu menghilangkan
penderitaan orang lain.
3. Dengan gembira
melakukan tindakan tersebut, dan
4. Memberi setiap saat
dan bahkan hidup.
Tindakan dari membuat
"Sumpah-sumpah Bodhi" adalah dengan merelakan waktu kita dan bahkan
hidup kita untuk ini.
Seketika anda berpikiran
luas untuk menjalankannya dalam kehidupan anda, anda dapat dianggap sebagai
seorang Bodhisattva -- yang menggunakan kewelas-asihan-Nya yang tak terbatas
untuk menyelamatkan, membantu, dan menyeberangkan semua mahluk hidup.
Semua Bodhisattva akan
harus berkorban, apakah waktu mereka, atau hidup mereka untuk menyeberangkan orang
lain dengan jalan ini. Jika anda
berpikiran luas, betul-betul tulus hati, tak ada alasan mengapa
anda tak dapat mempunyai satu kontak batin dengan Buddha.
Sumpah-sumpah agung yang
anda buat akan dikenali oleh semua Buddha dan Bodhisattva. Dan mereka akan
menjalin kontak batin dengan anda. Dikarenakan anda mempunyai ketulusan,
membuat sumpah-sumpah Bodhi, tidak pernah melanggar satupun dari aturan-aturan,
belajar Dharma yang benar, dilindungi oleh pelindung-pelindung Vajra dan
menjalankan satu upacara yang sempurna. Saya yakin kontak rohani akan segera
datang.*****
Pertanyaan seorang murid:
Maaf Guru, bagaimana jika
suatu saat mungkin tidak lulus dalam ujian kemudian mundur, apakah
"Anugerah" tersebut masih tetap 'kan ada, bukankah telah mendukakan
para Buddha-Bodhisattva, para Dharmapala, para Dakini dan para Dewa? Kemudian jika masih tetap ada, bagaimanakah agar tdk
terjerumus/salah jalan, bukankah dengan undur diri telah pula berpihak pada
pemikiran sendiri?***
Anugerah dan berkah tidak
akan hilang, kemampuan kontak batin mungkin masih tetap dimiliki walaupun
mundur, Buddha/Bodhisattva ataupun Guru tidak akan mengambil kembali pondasi-pondasi
yang telah diberikan, itulah kewelasasihan Buddha. Namun kita tahu dalam dunia roh semua menjadi
satu, dengan berpegang teguh pada ikrar (Sumpah Bodhi) saja kita masih mudah terombang-ambing
menghadapi segala rintangan, apalagi kalau kita mundur dari ikrar, tentu tidak
terbayangkan betapa semakin terjerumusnya diri kita. Sesungguhnya ikrar
adalah pelindung kita dalam melatih diri. Cara agar tidak terjerumus adalah bisa menjalani hidup dengan baik dan mengunakan
kontak batinnya dengan benar dan bijak.***
9 Mar 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar