Minggu, 16 September 2012

Makna Hari Kelahiran dan Mendapatkan Gelar

MAKNA HARI KELAHIRAN DAN MENDAPATKAN GELAR
NASEHAT: CHI TIEN THA SEN FO (SUN GO KONG)

Pandangan manusia awam:
Hari kelahiran/mendapat gelar adalah hari bahagia, sehingga harus dirayakan semeriah mungkin, dengan mengadakan pesta besar dan bersuka ria. Sehingga tidak mengetahui makna yang sebenarnya. 

Pandangan yang sebenarnya adalah:
Hari kelahiran adalah awal penderitaan orang yang dilahirkan dan hari penderitaan orang tua kita. Karena disaat dilahirkan kita bersiap menuai karma yang kita tanam di kehidupan yang lalu dan sepanjang hari kedepannya kita harus menjalani kehidupan dengan banyak masalah.

Tidak beda dengan mendapat gelar, dengan mendapatkan gelar itu membuat kita tidak boleh berbuat sekehendak hati dan harus menjalankan tugas yang lebih berat dari sebelumnya.

Manusia menganggap bahwa hari ulang tahun dan hari mendapat gelar adalah sesuatu yang mengembirakan sehingga pantas untuk dirayakan. Jika kita berpandangan seperti itu, artinya kita tidak mengerti makna kehidupan dan belum tercerahkan.

Dalam memperingati ulang tahun dan mendapat gelar, tidaklah harus berpesta dan makan-makanan yang enak. Tapi hendaknya merenungi, apakah pantas merayakan dengan berlebihan dan tidak membunuh mahkluk hidup.

Banyak manusia disaat hari-hari demikian malah memotong dan memakan mahkluk hidup, sehingga  tanpa disadari menambah karma baru. Seharusnya dihari ulang tahun itu kita berbuat kebajikan dan membalas jasa orang tua kita, yang sudah melahirkan dan memenuhi segala kebutuhan kita disaat kita belum bisa mencari nafkah sendiri. Karena dengan begitu kita bisa menumpuk karma baik dan mengurangi penderitaan kita.

Perbedaan orang yang mengerti Dharma, yaitu: 
- Mengerti Dharma hanya kulit luar, ialah yang tahu Dharma melalui buku dan ceramah-ceramah, tapi sikap dan tingkah lakunya tidak berubah menjadi lebih baik.

- Mengerti Dharma secara menyeluruh, ialah yang tahu Dharma melalui pengalaman/ perjalanan hidupnya, yang membuat semakin hari sikap dan tingkah lakunya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Orang yang bimbang menjalankan Dharma: 
- Bimbang karena ketidak-tahuan/kepolosan, orang demikian masih bisa dibimbing dan dituntun, karena belum mengenal Dharma maka timbul kebimbangan. Disaat sudah mengetahui, keyakinan semakin bertambah, walaupun tanpa adanya pembuktian. 

- Bimbang karena tidak yakin/tidak percaya, orang demikian agak lebih sulit untuk dibimbing dan dituntun, karena menganggap dirinya mempunyai pandangan-pandangan yang lain dan membutuhkan pembuktian yang nyata dulu baru percaya.

Chi Tien Ta Sen Fo, sebelumnya tidak bisa menguasai diri dan berbuat sesuka hati, tapi sejak mengikuti Gurunya Tong Sam Cong/Ksitigarba Bodhisattva, telah mendapatkan banyak pengalaman berharga, sehingga bisa mengendalikan diri dan merubah diri ke arah yang lebih baik, hingga mencapai pencerahan dan mendapatkan gelar. Hal ini berkat bimbingan Gurunya tersebut.

Tidak semua orang mempunyai pandangan yang sama dalam menjalankan Dharma dan membina diri, dalam menjalankan Dharma manusia mempunyai banyak hambatan, yang terbesar adalah dari diri mereka sendiri, baru sebagian kecil dari luar dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar