Minggu, 05 April 2015

PRAJNA DALAM DIRI

JAGALAH HATIMU SELALU

"Tiada Buddha tiada Mara, tiada baik tiada buruk, tiada bersih tiada kotor, tiada harum tiada bau. Kau maju Aku mundur, kau naik Aku turun, kau kekiri Aku kekanan, kau ketengah maka Aku akan ke tengah, kau kepusat maka Aku akan kepusat. Aku adalah Buddha, kamu adalah Buddha, hatimu adalah Buddha.

Terpengaruh pada apa yang kau lihat, dengar, rasa, pikir itu adalah kemelekatan. Kau yakin maka Aku ada, kau tidak yakin maka Aku tidak ada. Kau ingin melihat maka Aku akan pergi, Kau tidak ingin melihat maka Aku akan datang.

Segala sesuatu yang kau lihat disekitarmu adalah kebodohan batin, keserakahan dan irihati (loba, dosa, moha) manusia. Kau tidak suka mereka itu melekat, kau marah pada mereka itu melekat, kau sedih karena mereka itu melekat.

Segala yang muncul ada sebabnya, sadarilah bahwa pada waktunya segala yang muncul akan hilang dan lenyap, segalanya kosong, berubah dan tidak kekal (sunya, anicca, anitya).
Kosong adalah kosong, isi adalah isi, kosong adalah isi, isi adalah kosong.
Tergantung bagaimana kau nilai dengan hatimu.
Hati menetralkan, hati memurnikan, hati membawamu kearah yang benar.
Jagalah hatimu selalu".

 23 Juli 2015

MENEMBUS DAN MELEWATI TRILOKA

Triloka adalah tiga alam kehidupan, yaitu:
1. Kamaloka (alam nafsu) yang terdiri dari 4 alam tidak menyenangkan (alam neraka, alam binatang, alam setan dan alam asura) dan 7 alam menyenangkan (alam manusia, alam dewa dan 5 alam surga), 
2. Rupaloka (alam berwujud) mereka yang terlahir disini telah bisa melatih meditasi jhana 1 sampai jhana 4, dan 
3. Arupaloka (tidak berwujud) yang terlahir disini telah bisa melatih meditasi melewati jhana 4, kesadaran tidak terbatas, kekosongan.

 Seseorang pembina diri secara Tantra yang benar akan setahap demi setahap terbuka cakra-cakra dalam dirinya secara alami dan tiada paksaan sampai kemudian tercerahkan. 
 Seseorang yang tercerahkan segala kesaktian akan muncul dengan sendirinya secara alami dan tidak melekat dengan kesaktian tersebut.
 Seseorang tercerahkan menganggap kesaktian adalah ilusi dan melatih kekosongan serta memandang dharma itu sendiri adalah kosong adanya. 
 Seseorang yang tercerahkan akan terlepas dari Triloka.
  
 Ksitigarbha Bodhisattva bersabda:  "Seseorang yang Tercerahkan senantiasa menjalani hidupnya dengan baik, melatih dirinya sesuai ajaran para Buddha, menyamakan misinya dengan misi Ksitigarbha Bodhisattva melalui Sumpah Bodhi/Ikrar dan melakukan praktek nyata sumpahnya dengan tulus tanpa pamrih dalam kehidupan ini, maka pada waktunya Ksitigarbha Bodhisattva dan Alam Semesta akan berkenan menyatu dengannya menjadi tiada perbedaan antara Ksitigarbha Bodhisattva dengan dirinya, sehingga seseorang tersebut mendapat pencapaian tertinggi yaitu bisa menembus dan terlepas dari Triloka".



PENERANGAN JALAN HIDUP
 
Penerangan jalan hidup ada 2 hal, yaitu:
1. Penerangan jalan hidup di dunia.
2. Penerangan jalan hidup di akhirat.

Melalui pemasangan pelita, berdana minyak dan pemasangan lampion adalah mendapatkan penerangan jalan hidup kita di dunia ini. Karena dengan memasang pelita maka kita akan mendapatkan keberhasilan dalam dunia nyata seperti panjang usia, kesehatan, kebahagiaan, kesuksesan usaha dll.

Sedangkan dengan melakukan pelimpahan jasa di saat hari ceng beng, cioko, upacara penyeberangan roh dan membaca sutra Ksitigarbha Bodhisattva (Ti Cang Cing) adalah mendapatkan penerangan jalan hidup setelah kita  meninggalkan dunia ini.

Karena dengan melakukan pelimpahan jasa untuk para leluhur dan roh menderita kita akan mendapatkan keberhasilan yang tidak kelihatan oleh mata fisik namun besar manfaatnya, sebab dengan memberi mereka kebahagiaan, kita mendapat berkah perlindungan dari leluhur dan para roh lainnya bersahabat dengan kita dimanapun berada.
( Ksitigarbha Bodhisattva ) 
6 Apr 2015



SETELAH LAHIR DI DUNIA, APAKAH TUJUAN HIDUP MANUSIA???

Setiap orang tentu mengharapkan kebahagiaan, bahkan menginginkan kebahagiaan yang berlangsung lama dan tidak putus-putusnya.  Bagi orang yang meyakini adanya kelahiran kembali, pasti selalu mengarahkan tujuan kesana, serta giat berjuang memperolehnya.

Tetapi sayangnya kita tidak mengunakan cara yang benar.  Kita selalu mengunakan cara duniawi untuk memperoleh kebahagiaan, dan akhirnya hanya memperoleh kebahagiaan semu dan sementara.

Hanya dengan menyingkirkan kilesa/keresahan batin, barulah dapat memperoleh kebahagiaan yang sebenarnya.  Itulah sebabnya kita bertumimbal lahir berulang-ulang karena pada waktu mencari kebahagiaan selalu menggunakan cara yang keliru.

Oleh karena itu, didalam kehidupan sekarang, lebih-lebih anda yang sudah memperoleh kehidupan sebagai manusia yang sulit diperoleh, juga berusaha mengarahkan kepada cita-cita untuk memperoleh kebahagiaan sejati, maka kita harus memakai cara yang bijaksana dan tepat untuk membantu diri kita.

Pertama-tama harus menyingkirkan KEMELEKATAN dan KESERAKAHAN, sehingga timbul kehendak untuk membantu orang lain.  Begitu niat dan kehendak untuk membantu orang lain telah timbul, makna dari kehidupan akan termanifestasi. 

Dengan demikian harapan untuk memperoleh kebahagiaan yang abadi baru benar-benar berarti, sedangkan makna kehidupan juga dapat dikatakan harmonis dan bermanfaat.  Inilah tujuan terlahir sebagai manusia.*****

Pertanyaan seorang murid:
Bagaimana dengan faktor waktu serta kesadaran setiap insan yang berbeda-beda Guru? Walau telah mendengar tentang ajaran kebaikan/dharma masih seringkali tidak dapat mencerna, memahami artinya bahkan terkadang salah menafsirkan. Sehingga bagi umat awam Tujuan terlahir sebagai manusia menjadi beragam.***

Hanya mereka yang tersadarkan yang bisa memahami hal ini dan mulai menata kehidupannya kearah yang benar.***
2 Apr 2015